Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Saturday, 14 April 2012

Cara melatih anak agar terbiasa untuk sholat


Melihat anak sholat tentu menjadi harapan semua keluarga muslim. Cukup banyak cara dilakukan agar anak berlatih sholat sedari dini. Kalau sekedar mencontohkan sholat dan memotivasi anak untuk meniru-niru, bisa dilakukan sedini mungkin. Tetapi untuk mengharap agar anak usia dini mulai bisa berlatih dengan rutin tentu perlu persiapan tersendiri.

Kalaupun mungkin beberapa anak di bawah tujuh tahun sudah mulai bisa sholat, itu karena keinginan mereka untuk meniru-niru yang sangat kuat dan bukan didasarkan atas pengertian. Karena didasarkan bukan atas pengertian maka dalam waktu tidak begitu lama kegiatan sholat akan menjadi membosankan bagi mereka.

Menurut Piaget, ramah kognitif anak usia dini masih dalam tahap operasional simbolik menuju operasional konkrit. Dalam arti riil, sholat adalah serangkaian ibadah yang tidak mudah dipahami oleh anak, kenapa harus dilakukan? Mengapa ia perlu berlatih agar dapat sholat dengan benar?

Gunakan Bahasa Riil
Kepatuhan seorang muslim dalam mendirikan sholat untuk beribadah dan mendekatkan diri pada Rabbnya perlu dipahamkan pada diri anak. Tentu saja dengan bahasa anak. Orang dewasa bisa menyampaikan bahwa seorang muslim perlu berhenti sejenak dari urusan dunia (main, makan, belajar dst) untuk mendekatkan diri pada Allah. Dengan sholat, kita lebih leluasa berdoa, terutama agar Allah memudahkan urusan kita dan menghindarkan kita berbuat salah.

Jika kening anak masih berkerut dengan penjelasan tersebut di atas, orangtua bisa menambahkan bahasa percontohan yang lebih konkrit, misalnya : “Di pagi hari kita sholat shubuh agar pagi hingga siang ini Allah memudahkan papa dalam bekerja dan Allah memudahkan adik belajar di sekolah”

Pengkondisian Pembiasaan
Dalam Tarbiyatul Aulad, Abdullah Nasikh Ulwan menyebutkan salah satu metode pendidikan anak adalah lewat pembiasaan. Jika ingin anak terbiasa sholat, pilihlah sekolah yang menjadikan sholat sebagai aktivitas sehari-hari.

Di beberapa sekolah Islam Terpadu, anak usia tiga tahun sudah dapat dilatih sholat dua rakaat berjamaah. Bagi sekolah yang fullday dan terprogram sehari penuh pasti ada kesempatan untuk membiasakan sholat berjamaah bersama teman-temannya dengan gembira.

Tetapi ini belum cukup untuk memotivasi anak agar mau melaksanakan sholat di rumah. Harus dengan upaya pembiasaan. Orangtua dapat mengajak anak sholat berjamaah di rumah. Akan lebih menyenangkan jika anak, khususnya anak laki-laki diajak sholat berjamaah di masjid sekitar rumah.

Mencarikan teman bagi anak untuk sholat bejamaah dapat menjadikan sholat sebagai pengalaman yang seru dan di tunggu-tunggu anak.

Sabar dan Sabar
Perintah untuk bersabar ternyata termasuk resep khusus dari Allah dalam pembiasaan sholat. ”Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu dalam mengajarkannya” (QS.Thahaa 132).

Menunda waktu sholat, menolak sholat, melakukan gerakan-gerakan di luar sholat, mengganggu orang sholat dan sebagainya adalah hal yang wajar dilakukan anak usia dini saat berlatih sholat. Untuk memperbaiki kesalahan tersebut membutuhkan kesabaran disepanjang rentang waktu tersebut. Motivasi dengan bahasa positif dan contoh konkrit dapat terus dilakukan.

Ciptakan Kesan Mendalam Di Hati Anak
Hal yang terpenting dalam pembiasaan sholat adalah membekaskan suasana hati yang indah ke dalam benak anak terhadap syariah sholat. Ketika sholat berjamaah, gunakan surat-surat pendek yang sudah atau sedang dihafal anak, sehingga anak terbangun rasa percaya dirinya. Seusai sholat, orangtua dapat mengajak anak berdoa, meminta bersama keinginan mereka secara verbal pada Allah. Cerita-cerita tentang sholat di jaman Rasulullah dan sahabat juga bisa menambah kesan mendalam dan semangat anak.

Doa dan Hadiah
Apresiasi berupa pujian dan hadiah-hadiah kecil sangat memotivasi anak, membangun rasa dalam dirinya bahwa ia dihargai, usahanya dinilai, doa dan sholatnya bermakna bagi orangtua. Hadiah-hadiah kecil dapat berupa ciuman, pelukan, sanjungan, atau barang-barang buatan orangtua atau yang sedang diinginkan dan dibutuhkan anak.

Yang tak kalah penting adalah orang tua mendoakan mereka, dimohonkan kepada Allah SWT agar anak-anak kita kelak tumbuh menjadi pejuang-pejuang yang ahli ibadah dan sadar kepada Allah SWT. Amin.[]

Penulis :
Eka Wahyuningsih, S.Pd
Pendidik pada TKIT Al Ummah www.alummahgresik.com

0 comments:

Post a Comment